PDAM Makassar
PDAM Makassar memutuskan menggunakan air Sungai Tallo untuk memenuhi kebutuhan air bersih menyusul berkurangnya pasokan dari Sungai Jeneberang dan Leko Paccing ke Instalasi Penjernihan Air (IPA). Air sungai yang membelah kawasan permukiman dan industri ini, diolah di sejumlah IPA milik PDAM sebelum dialirkan139.000 pelanggan di Kota Makassar.
Salah satu IPA yang memproduksi air ini adalah IPA Panaikang yang selama ini hanya mengolah air tawar. Keputusan pemakaian air Sungai Tallo diungkapkan Direktur Utama PDAM Hamzah Ahmad dalam rapat kerja dengan Komisi B DPRD Makassar.
Menurutnya,PDAM harus mencari sumber air baku lain menyusul penurunan pasokan air baku dari Sungai Jeneberang dan Leko Paccing. Namun, Humas PDM Makassar Darwis Rapi membantah, jika air yang diolah PDAM untuk konsumsi masyarakat itu merupakan air Sungai Tallo. Menurutnya, air yang diolah itu merupakan air Sungai Moncongloe yang bermuara di Sungai Tallo.
“Air yang kami pakai berasal dari Sungai Moncongloe yang dekat dengan SMA 19 Makassar. Muara sungai itu memangadalah Sungai Tallo.Kalaudikatakanpayau airnya saat didistribusikan, itu juga dipengaruhi jika ada air pasang. Kami akhirnya menghentikan menyedot air sungai itu saat air pasang,”paparnya kepada SINDO,tadi malam.
Menurutnya, untuk memanfaatkan Sungai Moncongloe yang terletak di perbatasan Makassar-Maros itu, air dipompa ke daerah aliran air Abdullah Daeng Sirua. Akan tetapi, aktivitas pompa hanya dilakukan saat siang hari atau saat air sedang tidak pasang. “Saat melakukan pertama kali, kami tidak melihat akibat air pasang itu.
Setelah uji coba pertama kami hentikan saat terjadi air pasang laut karena menyebabkan air menjadi payau. Langkah kami menggunakan air di Moncongloe itu disebabkan sumber air Leko Paccing yang susut,”ujar Darwis. Dia juga membantah bahwa PDAM asal menarik dan mengolah air untuk konsumsi masyarakat.
Dia menegaskan, air di Moncongloe sebelum diolah sebelumnya diperiksa tim PDAM, pemeriksaan air juga melalui tes laboratorium. “Awalnya kami menguji me-lalui alat laboratorium portabel untuk menguji kelayakan konsumsi air di sana. Air yang didistribusikan untuk konsumsi masyarakat pasti sudah melalui uji coba laboratorium,” pungkasnya.
Sungai Tallo membelah Kota Makassar dari arah Kabupaten Maros. Selain untuk transportasi, sungai ini juga digunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tello. Bahkan, di beberapa titik, khususnya di sekitar Kawasan Industri Makassar (KIMA) Sungai Tallo, digunakan membuang limbah cair ke arah laut. Sementara itu, Direktur PDAM Hamzah Ahmad menyebutkan, PDAM dan investor pengolahan air bersih, yakni PT Traya, telah mengkaji kelayakan air Sungai Tallo untuk diolah menjadi air baku.
Hasil kajian tersebut menyatakan kelayakan pengolahan itu. “Pada percobaan satu-dua kali memang masih payau, tetapi saat ini kualitasnya sudah baik,”tandasnya. Langkah PDAM mengolah air Sungai Tallo sebagai air baku untuk konsumsi pelanggannya, sempat mendapat sorotan dari mantan anggota Badan Pengawas PDAM Bastian Lubis.
Menurut dia, air hasil kelola itu yang mengalir ke rumahnya terasa asin,agak bau,dan tawar. “Harus diperhatikan lagi itu pengelolaan air Sungai Tallo, soalnya airnya agak bau dan tawar.Apalagi,kita semua tahu air di Sungai Tallo itu bagaimana kondisinya,tempat pembuangan sampah masyarakat juga,” ujar dia di depan anggota Komisi B dan direksi PDAM.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi B DPRD Ma-kassar Irwan ST kemarin menyatakan, upaya PDAM mengelola air Sungai Tallo sebagai air baku untuk konsumsi masyarakat sepanjang dapat diolah sehingga sehat untuk dikonsumsi, menurutnya tidak ada masalah.
“Kami di Komisi B pada dasarnya sejak awal memang sudah mendorong PDAM mencari sumber-sumber air baku alternatif menyusul menurunnya debit air dan kontribusi dari sumber air tetap, seperti Leko Paccing dan Bilibili,”kata politikus PKS itu,kemarin. Komisi B juga mendorong PDAM bisa memprioritaskan dan memaksimalkan sumbersumber air yang ada di kawasan Makassar.
Agar pada musim kemarau pelanggan PDAM tetap bisa memperoleh suplai air bersih yang cukup. Selain itu, ke depan diharapkan tidak ada lagi ancaman penghentian pasokan air oleh warga atau Pemkab karena sumber air PDAM ada di luar Makassar.
“Untuk tudingan yang dilontarkan terkait air Sungai Tallo tidak layak dijadikan air baku untuk konsumsi, masih harus dibuktikan secara empiris melalui pemeriksaan di laboratorium. PDAM juga harus membuktikan secara ilmiah kepada masyarakat bahwa air Sungai Tallo setelah diolah memang layak dikonsumsi karena pertaruhannya kesehatan masyarakat,” pungkas Irwan.
Salah satu IPA yang memproduksi air ini adalah IPA Panaikang yang selama ini hanya mengolah air tawar. Keputusan pemakaian air Sungai Tallo diungkapkan Direktur Utama PDAM Hamzah Ahmad dalam rapat kerja dengan Komisi B DPRD Makassar.
Menurutnya,PDAM harus mencari sumber air baku lain menyusul penurunan pasokan air baku dari Sungai Jeneberang dan Leko Paccing. Namun, Humas PDM Makassar Darwis Rapi membantah, jika air yang diolah PDAM untuk konsumsi masyarakat itu merupakan air Sungai Tallo. Menurutnya, air yang diolah itu merupakan air Sungai Moncongloe yang bermuara di Sungai Tallo.
“Air yang kami pakai berasal dari Sungai Moncongloe yang dekat dengan SMA 19 Makassar. Muara sungai itu memangadalah Sungai Tallo.Kalaudikatakanpayau airnya saat didistribusikan, itu juga dipengaruhi jika ada air pasang. Kami akhirnya menghentikan menyedot air sungai itu saat air pasang,”paparnya kepada SINDO,tadi malam.
Menurutnya, untuk memanfaatkan Sungai Moncongloe yang terletak di perbatasan Makassar-Maros itu, air dipompa ke daerah aliran air Abdullah Daeng Sirua. Akan tetapi, aktivitas pompa hanya dilakukan saat siang hari atau saat air sedang tidak pasang. “Saat melakukan pertama kali, kami tidak melihat akibat air pasang itu.
Setelah uji coba pertama kami hentikan saat terjadi air pasang laut karena menyebabkan air menjadi payau. Langkah kami menggunakan air di Moncongloe itu disebabkan sumber air Leko Paccing yang susut,”ujar Darwis. Dia juga membantah bahwa PDAM asal menarik dan mengolah air untuk konsumsi masyarakat.
Dia menegaskan, air di Moncongloe sebelum diolah sebelumnya diperiksa tim PDAM, pemeriksaan air juga melalui tes laboratorium. “Awalnya kami menguji me-lalui alat laboratorium portabel untuk menguji kelayakan konsumsi air di sana. Air yang didistribusikan untuk konsumsi masyarakat pasti sudah melalui uji coba laboratorium,” pungkasnya.
Sungai Tallo membelah Kota Makassar dari arah Kabupaten Maros. Selain untuk transportasi, sungai ini juga digunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tello. Bahkan, di beberapa titik, khususnya di sekitar Kawasan Industri Makassar (KIMA) Sungai Tallo, digunakan membuang limbah cair ke arah laut. Sementara itu, Direktur PDAM Hamzah Ahmad menyebutkan, PDAM dan investor pengolahan air bersih, yakni PT Traya, telah mengkaji kelayakan air Sungai Tallo untuk diolah menjadi air baku.
Hasil kajian tersebut menyatakan kelayakan pengolahan itu. “Pada percobaan satu-dua kali memang masih payau, tetapi saat ini kualitasnya sudah baik,”tandasnya. Langkah PDAM mengolah air Sungai Tallo sebagai air baku untuk konsumsi pelanggannya, sempat mendapat sorotan dari mantan anggota Badan Pengawas PDAM Bastian Lubis.
Menurut dia, air hasil kelola itu yang mengalir ke rumahnya terasa asin,agak bau,dan tawar. “Harus diperhatikan lagi itu pengelolaan air Sungai Tallo, soalnya airnya agak bau dan tawar.Apalagi,kita semua tahu air di Sungai Tallo itu bagaimana kondisinya,tempat pembuangan sampah masyarakat juga,” ujar dia di depan anggota Komisi B dan direksi PDAM.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi B DPRD Ma-kassar Irwan ST kemarin menyatakan, upaya PDAM mengelola air Sungai Tallo sebagai air baku untuk konsumsi masyarakat sepanjang dapat diolah sehingga sehat untuk dikonsumsi, menurutnya tidak ada masalah.
“Kami di Komisi B pada dasarnya sejak awal memang sudah mendorong PDAM mencari sumber-sumber air baku alternatif menyusul menurunnya debit air dan kontribusi dari sumber air tetap, seperti Leko Paccing dan Bilibili,”kata politikus PKS itu,kemarin. Komisi B juga mendorong PDAM bisa memprioritaskan dan memaksimalkan sumbersumber air yang ada di kawasan Makassar.
Agar pada musim kemarau pelanggan PDAM tetap bisa memperoleh suplai air bersih yang cukup. Selain itu, ke depan diharapkan tidak ada lagi ancaman penghentian pasokan air oleh warga atau Pemkab karena sumber air PDAM ada di luar Makassar.
“Untuk tudingan yang dilontarkan terkait air Sungai Tallo tidak layak dijadikan air baku untuk konsumsi, masih harus dibuktikan secara empiris melalui pemeriksaan di laboratorium. PDAM juga harus membuktikan secara ilmiah kepada masyarakat bahwa air Sungai Tallo setelah diolah memang layak dikonsumsi karena pertaruhannya kesehatan masyarakat,” pungkas Irwan.