Tidak adanya angkutan kota
Warga Kota Pagaralam mengeluhkan tidak adanya angkutan kota (angkot) menuju kompleks perkantoran Gunung Gare.Pasalnya, ketika hendak berurusan ke dinas terkait, seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan dan kantor lainnya, warga terpaksa naik ojek yang biayanya sangat tinggi.
Pantauan media massa, jarak kompleks perkantoran Gunung Gare dari pusat kota sekitar 15 km. Sudah sewajarnya jika dengan jarak yang jauh disediakan angkutan kota. Memang, untuk pegawai Pemkot disediakan bus pegawai yang setiap hari mengangkut pegawai. Akan tetapi, bagi masyarakat biasa yang tidak mempunyai kendaraan, kondisi yang ada sangatlah menyusahkan. Anan, 54, warga Kelurahan Pagaralam, Kecamatan Pagaralam Utara, mengatakan, sebenarnya untuk kantor yang setiap hari berhubungan dengan masyarakat letaknya harus di pusat kota.
Hal ini guna memudahkan masyarakat untuk berurusan. Akan tetapi, jika letak kantor yang sangat jauh, ditambah tidak adanya angkutan umum, akan menyusahkan masyarakat. “Kalau ada angkot kami sebagai warga tidak mampu cukup merasa ringan.Akan tetapi, jika tidak ada dan kamiterpaksa naik ojek tentunya sangat menyusahkan karena mahal. Apalagi, ojek tersebut harus dicarter sampai urusan selesai. Jika hanya diantar maka bisabisa tidak bisa pulang lagi kecuali jalan kaki,” kata Anan ketika hendak berurusan di Kantor Disdukcapil kemarin.
Menanggapi kondisi ini, anggota DPRD Kota Pagaralam Rasmizal mengatakan, memang sudah sewajarnya jika di daerah tersebut disediakan angkutan umum. Jika angkutan umum ditakutkan akan mengganggu ketertiban, Pemkot Pagaralam harus menyediakan bus khusus bagi masyarakat dan pegawai untuk pergi ke kantor yang selalu siap setiap saat. Dengan begitu, masalah yang ada dapat diatasi.
Pantauan media massa, jarak kompleks perkantoran Gunung Gare dari pusat kota sekitar 15 km. Sudah sewajarnya jika dengan jarak yang jauh disediakan angkutan kota. Memang, untuk pegawai Pemkot disediakan bus pegawai yang setiap hari mengangkut pegawai. Akan tetapi, bagi masyarakat biasa yang tidak mempunyai kendaraan, kondisi yang ada sangatlah menyusahkan. Anan, 54, warga Kelurahan Pagaralam, Kecamatan Pagaralam Utara, mengatakan, sebenarnya untuk kantor yang setiap hari berhubungan dengan masyarakat letaknya harus di pusat kota.
Hal ini guna memudahkan masyarakat untuk berurusan. Akan tetapi, jika letak kantor yang sangat jauh, ditambah tidak adanya angkutan umum, akan menyusahkan masyarakat. “Kalau ada angkot kami sebagai warga tidak mampu cukup merasa ringan.Akan tetapi, jika tidak ada dan kamiterpaksa naik ojek tentunya sangat menyusahkan karena mahal. Apalagi, ojek tersebut harus dicarter sampai urusan selesai. Jika hanya diantar maka bisabisa tidak bisa pulang lagi kecuali jalan kaki,” kata Anan ketika hendak berurusan di Kantor Disdukcapil kemarin.
Menanggapi kondisi ini, anggota DPRD Kota Pagaralam Rasmizal mengatakan, memang sudah sewajarnya jika di daerah tersebut disediakan angkutan umum. Jika angkutan umum ditakutkan akan mengganggu ketertiban, Pemkot Pagaralam harus menyediakan bus khusus bagi masyarakat dan pegawai untuk pergi ke kantor yang selalu siap setiap saat. Dengan begitu, masalah yang ada dapat diatasi.