kondisi tempurung kepala tidak sempurna
Anak ketiga pasangan Kiman (35) dan Cahyati (33) dari Kabupaten Bekasi lahir dengan kondisi tempurung kepala tidak sempurna. Pasangan ini kesulitan membiayai perawatan untuk jabang bayi karena miskin.
Bayi itu dilahirkan dengan bobot 2,7 kilogram pada Kamis (14/7/2011) sekitar pukul 11.45 WIB. Kelahiran dibantu oleh Bidan Nurhayati di Kampung Pulobambu, Desa Sukaindah, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.
Hanya di kepala bagian belakangnya saja yang nggak ada tulang kerasnya. Di tempat itu sampai keluar (maaf, Red) kayak hati ayam yang lunak," kata Kiman, ayah kandung si jabang bayi, di kediaman di Kampung Pulotanjung RT 01 RW 01 Desa Sindangsari, Cabangbungin, Jumat (15/7/2011).
Karena lahir dengan kondisi tidak normal, Kiman membawa si bungsu itu ke Rumah Sakit Daerah Cibitung.
Namun, karena keterbasan peralatan kesehatan, RSD meminta agar jabang bayi Kiman-Cahyati dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. "Dokter bilang, penyakitnya langka," kata Kiman.
Padahal, untuk berobat ke RSCM, pasangan yang miskin ini memerlukan kartu jaminan kesehatan masyarakat. Sayangnya, keluarga ini tidak terdata dan belum memiliki kartu.
"Ini saya baru dapat surat keterangan tidak mampu dari kantor desa dan semoga bisa dipakai," ujar Kiman dengan nada berharap. Demikian catatan online Belajar Ngeblog yang berjudul kondisi tempurung kepala tidak sempurna.
Bayi itu dilahirkan dengan bobot 2,7 kilogram pada Kamis (14/7/2011) sekitar pukul 11.45 WIB. Kelahiran dibantu oleh Bidan Nurhayati di Kampung Pulobambu, Desa Sukaindah, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.
Hanya di kepala bagian belakangnya saja yang nggak ada tulang kerasnya. Di tempat itu sampai keluar (maaf, Red) kayak hati ayam yang lunak," kata Kiman, ayah kandung si jabang bayi, di kediaman di Kampung Pulotanjung RT 01 RW 01 Desa Sindangsari, Cabangbungin, Jumat (15/7/2011).
Karena lahir dengan kondisi tidak normal, Kiman membawa si bungsu itu ke Rumah Sakit Daerah Cibitung.
Namun, karena keterbasan peralatan kesehatan, RSD meminta agar jabang bayi Kiman-Cahyati dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. "Dokter bilang, penyakitnya langka," kata Kiman.
Padahal, untuk berobat ke RSCM, pasangan yang miskin ini memerlukan kartu jaminan kesehatan masyarakat. Sayangnya, keluarga ini tidak terdata dan belum memiliki kartu.
"Ini saya baru dapat surat keterangan tidak mampu dari kantor desa dan semoga bisa dipakai," ujar Kiman dengan nada berharap. Demikian catatan online Belajar Ngeblog yang berjudul kondisi tempurung kepala tidak sempurna.