Antre BBM Sepanjang 3 Kilometer Di Kalimantan Barat
Akibat pasokan bahan bakar minyak (BBM) terlambat masuk ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Barat, pemilik kendaraan harus berjuang untuk mengantre dalam kemacetan sepanjang 3 kilometer.
Dalam pantauan media, antrean BBM terjadi di sejumlah daerah seperti kawasan Sungai Pinyu Kabupaten Pontianak, sepanjang jalur ke arah Kabupaten Landak, serta jalur dari Tayan ke arah Kabupaten Sanggau. Tak hanya itu, antrean juga ditemukan di sepanjang jalan menuju ke Trans Kalimantan di daerah Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
”Sudah menjadi kebiasan kami di sini mengantre solar. Tak tahu solarnya ada atau tidak," tutur Sutrisno, salah satu sopir ekspedisi jurusan Kota Pontianak–Sintang kepada media, Sabtu, 14 April 2012.
Sutrisno mengaku antrean BBM di SPBU seolah telah menjadi tradisi bagi masyarakat yang melintas wilayah tertentu di Kalbar. Bahkan saking lamanya, para pengendara truk tak jarang tidur di dalam kendaraan mereka hingga pasokan BBM masuk.
Tak hanya kendaraan, antrean BBM di SPBU Kalbar juga dipadati oleh para pembeli minyak eceran yang biasanya menggunakan dirigen atau drum-drum besar yang diangkut dalam mobil boks.
Akibat keterlambatan pengisian ke SPBU dan kekurangan stok BBM, sejumlah masyarakat mengaku senantiasa harus membeli bahan kebutuhan pokok lebih mahal. Penyebabnya, stok bahan makanan berkurang akibat truk pengangkut harus mengantre BBM.
Maisaroh (45), warga Kecamatan Ambawang Kabupaten Kubu Raya ini menuturkan, harga-harga bahan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya minyak goreng, gas 3 kg, dan telur,
"Kabar yang saya dapat, itu karena agen kehabisan stok dan biaya pengiriman yang naik," katanya.
Sementara itu, Sales Area Manager PT Pertamina Retail Kalimantan Barat, Putut Andriatno, sampai berita ini diturunkan tak menjawab telepon selulernya.
Dalam pantauan media, antrean BBM terjadi di sejumlah daerah seperti kawasan Sungai Pinyu Kabupaten Pontianak, sepanjang jalur ke arah Kabupaten Landak, serta jalur dari Tayan ke arah Kabupaten Sanggau. Tak hanya itu, antrean juga ditemukan di sepanjang jalan menuju ke Trans Kalimantan di daerah Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
”Sudah menjadi kebiasan kami di sini mengantre solar. Tak tahu solarnya ada atau tidak," tutur Sutrisno, salah satu sopir ekspedisi jurusan Kota Pontianak–Sintang kepada media, Sabtu, 14 April 2012.
Sutrisno mengaku antrean BBM di SPBU seolah telah menjadi tradisi bagi masyarakat yang melintas wilayah tertentu di Kalbar. Bahkan saking lamanya, para pengendara truk tak jarang tidur di dalam kendaraan mereka hingga pasokan BBM masuk.
Tak hanya kendaraan, antrean BBM di SPBU Kalbar juga dipadati oleh para pembeli minyak eceran yang biasanya menggunakan dirigen atau drum-drum besar yang diangkut dalam mobil boks.
Akibat keterlambatan pengisian ke SPBU dan kekurangan stok BBM, sejumlah masyarakat mengaku senantiasa harus membeli bahan kebutuhan pokok lebih mahal. Penyebabnya, stok bahan makanan berkurang akibat truk pengangkut harus mengantre BBM.
Maisaroh (45), warga Kecamatan Ambawang Kabupaten Kubu Raya ini menuturkan, harga-harga bahan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya minyak goreng, gas 3 kg, dan telur,
"Kabar yang saya dapat, itu karena agen kehabisan stok dan biaya pengiriman yang naik," katanya.
Sementara itu, Sales Area Manager PT Pertamina Retail Kalimantan Barat, Putut Andriatno, sampai berita ini diturunkan tak menjawab telepon selulernya.